Minggu, 22 November 2009

belum ada judul

Belum Ada Judul

Malam hampir pagi 2:24 WIB, sebelumnya dia mencari sebuah ide pada selembar keretas putih yang sudah terlihat berwarna kecoklatan. Apa yang dia dapat bukanlah sebuah gagasan atau ide yang tertuang pada keretas tersebut, melainkan hanya ungkapan kekesalan saja pada keadaan yang belum merubah kehidupannya.

Memang dia tidak 100 % menjalani perubahan itu, tapi sedikit demi sedikit itu dia lakukan, ya, walau hanya bermodalkan sepasang tempurung tulang pada kaki bagian tengah nya ini. Dia jadi ingat pada sebuah percakapan dengan salah seorang manusia, bahwa hidup itu bukan untuk ditangisi, disesali dan dibiarkan saja tapi hidup itu harus diperjuangkan, dilakukan dan dijalani dengan sungguh-sungguh.

Penyataan itu membuat nya menjadi semakin berfikir, bahwa apa yang sudah dia lakukan ternyata bukan sesuatu yang sia-sia walaupun hasilnya tidak maksimal, memang dia bukanlah seorang yang gampang terbawa arus kemajuan jaman karena dia sadar bahwa apa yang dia ikuti itu adalah hasil dari pilihan dia sendiri dan dia harus terima semua konsekuensinya serta resiko yang akan dia terima kelak.

Telanjang anak kecil yang berenang di sungai kotor tertawa riang bercanda sambil menggaruk koreng seperti yang dia liat di dekat pemukiman itu membawa dia semakin dalam untuk menyelami hidup ini dan terus memperjuangkannya walaupun hasil yang akan didapatnya nanti tidak akan selamanya membuatnya puas atau bahagia . yah..itu konsekuensinya bila kita tidak serius atau hanya setengah saja dalam melaksanakannya. Hitam kalinya hitam legam nasibnya. Tapi dia tidak akan menyerah begitu saja pada keadaan karena Allah SWT tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatnya dan itu dia yakini walaupun berat pasti ada jalan keluarnya.

Seperti orang kalah jangan dihina dengan cinta dia bangunkan. Hentikan caci maki tak berguna di mata Tuhan kita tidak berbeda, mereka yang telah kalah belum tentu menyerah memang jangan menyerah masih banyak lagi yang harus dikerjakan. Dia setia dia merasa dia terdiam. Mereka yang telah kalah betapa tak berdaya mencoba mengucap do’a berserakan di jalan menjadi srigala.

Bila hidup butakan budaya, bila anarki membara dia akan merana, apakah masih ada angin cinta kebersamaan gerhana merana jiwa membara. Seperti perempuan malam yang menunggu malam di pagi hari, seperti anak burung menunggu induknya membawa makanan. Seperti angkot yang mengetem di pertigaan seperti itulah dia adanya. Ternyata waktu sudah menunjukan pukul 04:00 WIB matanya belum juga meredup dia hanya ditemani segelas kopi dan sebatang rokok sambil menunggu berkumandangnya adzan shubuh apakah akan mampu sebelum waktunya tiba dia sudah terlelap karena sudah kebiasaan ketika sang bilal bernyanyi setan-setan disekelilingnya meniup mata nya untuk tidur..hah..

Dia jadi teringat ketika mentari pulang hujan mulai datang..dia berdiri tinggalkan wanita disebelahnya, suara awan yang bergemuruh sadarkan sombongnya. Maaf…………

Dibawah sadarnya nasib bercerita hangatnya surya bara neraka..sampai kapan dia kan bertahan, hitam awan pasrah dia jilati dengan muak nya dia lelap. Dengarlah tuhan apa yang dibisikan pada setiap sujudnya. Ya sejenak hanya sejenak ya membelai semua luka. Sebebas camar dia berteriak setabah nelayan dia menembus badai seikhlas karang menunggu ombak seperti lautan dia bersikap…merasa sunyi sendiri dihitam hari..

Mungkin dia dianggap sinting oleh beberapa kalangan tapi dia merasa nyaman dengan keadaan nya sekarang walupun tuntutan terus memaksanya akan dia lakukan semuanya dengan sisa tenaga nya dan sebelum dia dipa Good night good night my little angel good night good night my little one spread your wing and fly away to your dream, when you’re a sleep I’am on your side, when you’re the wake I be there still close your eyes put the smile on your face……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar